Kalo elo nanya sama gue “Kapan masa terindah saat kuliahmu?”
     Gue akan jawab “Saat kuliah gue enggak ada praktikum”

Masa kuliah itu sangat indah dan menyenangkan bagi gue. Gue bisa ke kampus pakai kemaja bebas, celana jeans, sepatu warna-warni, ketemu mahasiswi yang cantik-cantik, dan bisa berdiri di depan ruang jurusan dengan bangga lalu berteriak

“Terminal...Terminal...Terminal...1 lagi langsung Berangkat”

     Oke sepertinya jiwa supir tembak gue lagi kumat

Gue sangat menikmati masa kuliah gue  sampai kampus gue mengungkapkan perasaann cintanya ke gue. Tapi sayangnya sebagian masa menyenangkan itu harus direnggut oleh 1 SKS yang bernama praktikum. Dan sebagai gantinya gue harus bermesraan dengan kertas laporan praktikum di sebagian masa kuliah gue.

Direnggutnya masa kebahagiaan gue bisa diliat mulai dari jam praktikum dimulai. Praktikum sesi 1 dimulai pukul 13.00 dan praktikum sesi 2 jam 15.30. Dan jam-jam tersebut adalah masa dimana gratvitasi kasur sedang mengalami tren peningkatan yang sangat hebat. Gue harus berpikir keras untuk memutuskan berangkat praktikum atau berduaan sama kasur di kamar. Gue berpikir kalo berangkat pasti ngantuk tapi kalo enggak berangkat gue harus ngulang tahun depan. Di sisi lain kasur gue juga protes karena jadi jarang gue tidurin. Dan dengan berat hati gue harus memutuskan untuk pipis dulu.


Akhirnya gue memutuskan buat berangkat praktikum. Pertimbangan gue sangat bijaksana, yaitu kalau tahun depan ada adek angkatan yang cantik, gue bisa nggebet dia pakek modus minjemin laporan praktikum gue. Jangkrik Pasti Bangga Sama Gue

Prinsip praktikum gue adalah kerjakan dan pulang secepat-cepatnya. Oleh karena itu gue harus membentuk kelompok praktikum “impian” sepanjang masa. Kelompok itu akan tercipta asal ada Fredo, Edi, dan Diko. Fredo diperlukan untuk memahami alur praktikum secara cepat dan tepat. Edi adalah sosok pelaksana praktikum yang cerdas dengan konsep jalankan praktikum dengan cepat, tanpa banyak pertimbangan, dan lupakan.  Sedangkan Diko bertugas untuk mencatat semua data praktikum dan mendokumentasikan jalannya praktikum. Dengan kelompok praktikum “impian” ini, dijamin praktikum akan berjalan sangat menyenangkan dan cuma butuh setengah dari waktu praktikum untuk menjalankan praktikum.

     Fredo “Masukkan sampel 5 gram”
     Edi “Siap”
     Fredo “Ditambah H2SO4 10 mL”
     Edi “Beres, gue tambah 10 mL lagi biar cepat bereaksi”
     Fredo “Lalu kocok 10 X”
     Edi “Udah selesai”
     Fredo “Diko catat hasil reaksinya”
     Diko “Reaksi dia sama gue dingin bro, dia lebih suka sama cowok jurusan tetangga yang            mirip Suneo  ”
Oke Diko gagal fokus

Tapi sekali lagi gue tegaskan itu adalah kelompok praktikum “impian”. You know lah maksud gue...

Selesai praktikum gue punya kewajiban nulis laporan hasil praktikum. Laporan ini ditulis dengan tangan dengan jumlah halaman di atas 10 lembar. Kata asisten praktikum, kalo nyontek nilainya akan dikurangi setengahnya dan kalo telat ngumpulin akan dikurangi lagi nilainya. Gue pun jadi takut kalo nilai gue jelek dan gue berniat buat langsung ngerjain saat pulang nanti. Saat pulang, gue baru sadar kalo waktu pengumpulan laporan praktikum adalah saat praktikum berikutnya. Itu artinya masih ada seminggu lagi sehingga gue bisa maen PES dulu.
Dan malam niat gue buat gerjain laporan praktikum gagal

Di sela-sela mengerjakan laporan praktikum di kampus, gue suka mengamati tipe-tipe temen gue dalam mengerjakan laporan praktikum. Ada yang rajin, lengkap, dan mudah dibaca. Ada yang baru ngerjain H- 1 malam, dan ada yang ngerjain H-2 jam, yaitu Edi. Tapi yang ngenes dari itu semua adalah saat ada seorang mahasiswa yang ngerjain dengan rajin tapi nilainya lebih jelek dari Edi yang ngerjain H-2 jam, gara-gara tulisannya enggak bisa di baca oleh asisten praktikum dan tulisan Edi sangat unyu plus mudah untuk dibaca oleh asisten praktikum. Atau seperti kasus Diko yang udah ngerjain dengan semangat dan harus menerima kenyataan kalo laporannya hilang saat dikumpulin.
Kalo liat kayak gitu, gue cuma bisa berkata sama mereka “Untung bukan gue yang ngalamin” *lalu kabur
tentang praktikum komik edisi #081 Musim Praktikum | #164 Praktikum gagal | 
#266 Asisten Praktikum


Pengerjaan laporan praktikum adalah salah satu proses yang banyak menghabiskan waktu gue saat kuliah. Jika satu semester ada 4-5 praktikum itu artinya gue bisa hampir setiap hari berkutat dengan praktikum.  Tapi laporan praktikum aja enggak cukup, masih ada satu lagi yang namanya responsi atau ujian praktikum. Responsi diadakan setelah rangkaian praktikum selesai dan sangat mempengaruhi nilai akhir praktikum.

Responsi yang baik adalah saat soal responsi sesuai dengan yang dijelaskan saat praktikum. Responsi jangkrik adalah saat soal responsi berbeda dengan penjelasan praktikum. Dan responsi mother of jangkrik adalah saat responsi kamu harus berpindah dari satu meja ke meja lain, dimana di setiap meja kamu diberi waktu 1 menit untuk mengerjakan soal-soal dengan model “sebutkan, jelaskan, dan berikan contoh minimal tiga” *bakar soal responsi*

Praktikum memang menghabiskan banyak waktu dan kadang sebel sama si asisten praktikum yang jutek. Tapi herannya si Fredo, Edi, dan Diko tetep aja termotivasi buat jadi asisten praktikum. Motivasi itu semakin meningkat saat melihat  mahasiswa baru yang daftar ulang itu cantik-cantik.

(Menjalankan tugas sebagai asisten praktikum dan mbribik adek peserta praktikum itu memang beda tipis sob.)

Tapi apapun yang harus gue laluin selama kuliah praktikum,
Gue tetap mempunyai pandangan yang positif. Praktikum itu seperti simulasi dari kehidupan yang nyata. Saat elo menginginkan nilai dan ilmu yang baik, elo harus siap buat praktikum di jam tidur siang, mengerjakan laporan di saat yang lain enak-enakan main, dan harus siap diuji untuk memastikan kamu pantas mendapatkan nilai yang baik. Dan dalam kehidupan yang nyata,

Saat kamu menginginkan kehidupan yang indah, kamu harus siap untuk terus ditempa dan terus belajar sampai kamu pantas mendapatkannya.

7 comments:

  1. hahaha aku banget nih. Sebenarnya kuliah sih biasa aja, tapi gara-gara praktiku sering banget gk tidur malam. Ngerjain draft laporan lah itu lah...

    "Responsi jangkrik adalah saat soal responsi berbeda dengan penjelasan praktikum. Dan responsi mother of jangkrik adalah saat responsi kamu harus berpindah dari satu meja ke meja lain, dimana di setiap meja kamu diberi waktu 1 menit untuk mengerjakan soal-soal dengan model “sebutkan, jelaskan, dan berikan contoh minimal tiga” *bakar soal responsi*"

    ReplyDelete
  2. praktikum memang menggalaukan mahasiswa, apalagi kalo asdosnya killer :|

    ReplyDelete
  3. tujuan nomer satu dan paling penting jadi asisten kan emang.. MBRIBIK

    ReplyDelete
  4. kehidupan anak arsitek lebih berat bro :(

    ReplyDelete
  5. hahahaha...bener banget. jadi keinget jaman kuliah dulu. saat galau2 dengan praktikum yang berjam2, hasilnya kadang ga sesuai harapan, laporan menggunung dengan deadline yang berdekatan, juga responsi mother of jangkrik yg kudu ngamatin printhilan2 simplisia unyu2 dalam waktu semenit doang. hahahha.

    ReplyDelete

 
Top